Harga Komoditi Pertanian Malinau Dinilai Tinggi
23 Agustus 2016Kabupaten Malinau
MALINAU-Perusahaan Daerah (Perusda) Intimung Kabupaten Malinau hingga saat ini sudah melakukan beberapa analisa tentang sejumlah komoditi atau hasil pertanian yang sekiranya bisa di jual di Kota Tarakan. Dari hasil pantauan beberapa waktu, ternyata barang komoditi yang laku di pasar Tarakan itu lebih dominan dari Kabupaten Bulungan yang harganya relatif lebih murah setelah dibandingkan dengan harga dari Kabupaten Malinau. Hal itu disampaikan Dirut Perusda Intimung Lewi Mawa SE kepada seluruh masyarakat petani dan aparat desa se-Kecamatan Malinau Barat dalam acara sosialisasi progam Beras Daerah (Rasda) Jumat (10/8).
Menurut Lewi Mawa, ini sebuah kenyataan dan membuat manajemen Perusda Intimung Malinau jadi bingung. Karena pada saat Perusda membeli komiditi dari masyarakat, harganya sudah tinggi dan lebih tinggi dari luar daerah. “Kalau kami beli dari masyarakat sudah segitu tinggi, kemudian kita harus angkut ke Tarakan dan kita juga disana maka sudah pasti tidak bisa dan barang kita nggak akan laku,” tegas Lewi Mawa.
Oleh karena itu, kata Lewi, masalah harga jual ini yang harus dipecahkan bersama-sama agar komoditi dari petani Kabupaten Malinau bisa bersaing harganya di luar daerah dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik. Untuk di Kabupaten Malinau mungkin tidak ada masalah tentang harganya yang berlaku di pasar. “Tetapi giliran kita bicara keluar, kita harus ingat yaitu harus punya kemampuan daya saing,’ tegasnya .
Karena, sambung Lewi Mawa, dalam dalam berbisnis ini semua pihak harus bersaing secara terbuka dan sehat baik di dalam maupun di luar daerah. Seperti di Kota Tarakan sendiri misalnya, ada peluang untuk petani Kabupeten Malinau menjual beras ke Tarakan yang selama ini membutuhkan sekitar 70 ton per bulan dan selama ini di pasok dari Kabupaten Bulungan. Tapi kebutuhan ini juga mungkin masih kurang sehingga dipastikan menjadi peluang bagi petani Malinau untuk bersaing dan Malinau harus punya daya saing yang tidak hanya bicara bagaimana memproduksi saja. Tetapi juga harus mampu bersaing dalam bisnis. “Walaupun pasarnya terbuka, tapi kalau kita tidak mampu bersaing akan susah juga jadinya,” tukasnya. (ida/fly)
WIDAYAT/RADAR TARAKAN
sumber :kaltara.prokal.co
»
indikator pertanian kabupaten malinau
02 Maret 2017
»
panen padi perdana desa tanjung lapang
21 Februari 2017
»
terus gali potensi pertanian
13 Oktober 2016
»
24 petani dari 8 desa ikut slpb
03 Oktober 2016
»
maksimalkan penggarapan lahan pertanian malinau
26 September 2016
»
2.060 hektare lahan berubah jadi apl
13 September 2016
»
perjalanan safari ramadhan pemkab malinau berakhir, bupati serahkan bantuan operasional ke masjid
28 Maret 2024
»
pengurus masjid darul akhirah bangga kedatangan rombongan safari ramadhan pemkab malinau
26 Maret 2024
»
giat safari ramadhan, desa belayan terima kunjungan
26 Maret 2024
»
wabup lantik 5 kepsek tk negeri malinau
26 Maret 2024